23 April 2014

Ayah Part I

Ayah
Aku selalu pilu setiap memanggil nama mu
Leherku serasa tercekik, menahan tangis karena rindu akan senyum-mu.

Aaahhh...ayah, ternyata aku tidak sekuat penampilanku.
lihat lah, aku sudah menangis.
Dalam baris suratku ini.

Ayah
Sebelum engkau pergi dulu.
Apakah enggkau merasa sakit di hati, karena harus meninggalkan kami ?

Aaaahhh...konyolnya aku Ayah.
Kenapa aku masih saja menyebut nama mu.

Sedangkan masih ada Ibu yang memberikan Senyumnya untukku.

Ia, Ibu.
Itukan yang engkau mau Ayah ?
Membiarkan Ibu tetap disisi kami, sampai kami tumbuh lebih dewasa lagi.

Ayah.
Bolehkan aku meminta ?
Tolong sampaikan kepada Tuhan diatas sana.
Agar Ibu di beri kesehatan dan Umur yang Panjang.
Dan ijinkan kami membahagiakannya, sebelum waktu akhirnya memisahkan kami.

Ayah.
Aku rindu ...

Tapi aku pikir, engkau sudah bahagia bersama sang Khalik.
Terima kasih Ayah..
Untuk setiap Kata dan Doa-mu.

Ayah...
Aku sudah tersenyum :)


22/04/2014